Senin, 01 Oktober 2018

Jalan Jalan Ke Jakarta


Jalan Jalan Ke Jakarta, Wisata Belanja dan Sejarah


Sebelum kembali ke kota Asal, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Ibukota. Sebelumnya saya baru selesai jalan jalan dari Jogja dan Malang. Pesawat dari Jogja menuju Jakarta pukul 22:00 malam. Dan delay lagi menjadi pukul 23:00 (efek pesawat murah) .Agak malam banget sih, tapi karena saya pesannya beberapa hari sebelumnya, tiket yang paling murah yaitu pada malam hari. ya sudahlah kita nikamti saja.  Sepanjang penerbangan saya hanya tidur dan tidur. Maklum lah beberapa hari ini cukup melelahkan, mengunjungi beberapa kota  dan sangat kurang tidur. Tak sadar saya, pesawat sudah landing. Saking lelapnya tidur, gak sadar diri sudah tiba aja.        Langsung saya menuju pengambilan bagasi dan keluar ke pintu kedatangan. Arloji menunjukkan pukul 01:00, cukup larut sih tiba di kota orang. Tapi positif thingking aja, semua akan baik baik saja saya langusung memesan grab ke hotel di sekitar bandara. DKI Jakarta adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan J-Town. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.374.235 jiwa (2017). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.



De Green Inn

Alamat: Komplek Aeropolis Residence 1 Tower B, East Ground Floor, Jalan Marsekal Surya Dharma, Neglasari, Kota Tangerang, Banten 15129


Hotel ini berada di sebuah Komplek Aeropolis. Sebuah kawasan hotel, apartement, ruko dan kantor.  Hotel yang simple, cocok untuk anda yang ingin transit jika berada di Jakarta. Saya tertarik kerena harganya murah dan cukup bersih, walaupun kamarnya kecil yang penting AC nya dingin hehe. Hotelnya cukup dekat lah dengan bandara sekitar 30 menit. Saya memilih hotel ini karena saya hanya transit dan berniat satu hari saja jalan jalan di Jakarta. Untuk menghemat waktu dan menitip koper alangkah baiknya saya tidur di kawasan dekat bandara. Kalau saya menginap di daerah lain, pasti akan kerepotan untuk menjemput barang ke hotel. Sudah kita tau Jakarta kota yang macet.  Lagian saya juga tiba sudah larut malam. Jadi jalan tengahnya adalah menginap di hotel dekat bandara. Badan sudah terasa Lelah, saatnya untuk beristirahat.

Pagi yang cerah membangunkan Ku dari tidur yang lumayan nyenyak. Matahari pagi mengintip dari balik tirai kamar hotel. Langusng saya bergegas mandi mengingat waktu sudah pukul 7 pagi. Jakarta kan macet banget harus pandai pandai membagi waktu dan menghitung jarak untuk menjelajah kota ini. Setelah menitip barang di loby, saya langusng ke Indomaret untuk sarapan ala kadarnya. Cukuplah satu box nasi yakiniku untuk mengganjal perut. Saya hanya menggunakan grab untuk pergi ke beberapa tempat. Dari hasil hitung-hitungan saya, memang sedikit terkesan mahal dan merepotkan bila pakai grab. Tapi jika saya merental mobil, itu jauh lebih mahal lagi. Sepanjang jalan macet dan macet lagi dimana mana. Kota ini merupakan salah satu pusat perekonomian di Indonesia. Perekonomian Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Mungkin banyak yang heran ngapain ke Jakarta. Iya sih agak anehlah, karena ga terlalu banyak tempat untuk di explore. Cuma karena saya sudah cukup lama gak ke kota ini, jadi pengen jalan jalan lah walau cuma sebentar. Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik di Indonesia. Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah, yakni berupa museum dan tugu.

Museum Fatahillah

Alamat: Jalan Taman Fatahillah No.1, Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110

Setelah satu jam lebih bermacet macetan akhirnya saya tiba di kota tua. Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Saya hanya setengah jam saja disni. Terlihat beberapa penggunjung datang kesini. Kebetulan saya sudah pernah kesini sebelumnya, its oklah. Bila anda ingin menyewa sepeda, disini banyak tempat rental sepeda yang dapat digunakan untuk berkeliling disekitar tempat ini.  Arsitektur bangunannya bergaya Neoklasik dengan tiga lantai dengan catputih, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin. Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Museum dengan nama populer 'Museum Fatahillah' ini menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replica.



Kali Besar

Saya menikmati beberapa tempat ini dengan berjalan kaki dengan khas kota Tua Jakarta.Beberapa tempat yang dapat dilihat dari sini dengan berjalan kaki 10 menit dari Museum Fatahillah. Terlihat sebuah waduk yang baru saja di renovasi. Tampak ada perubahan pada Kawasan kota tua Jakarta. Penataan Kali besar terinspirasi dari penataan sebuah sungai cheonggyechon yang berada di negara Korea Selatan. 

Toko Merah

Alamat: Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang, Tambora, RT.7/RW.3, Roa Malaka, Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230

Disini juga ada bangunan yang khas dengan cat berwarna merah yang cukup menarik di jadikan sebagai spot photo yang menarik. Toko Merah adalah sebuah peninggalan bangunan kolonial Belanda yang terletak di tepi barat Kali Besar, Kota Tua Jakarta. Dibangun pada tahun 1730 dan merupakan salah satu bangunan tertua di Jakarta. Ciri khas warna merah pada bangunan ini yang menjadikan bekas kediaman Gubernur-Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff terkenal dengan sebutan Toko Merah dikalangan masyarakat luas. Kemudian, bangunan ini beralih fungsi menjadi toko yang dihuni oleh warga Tionghoa pada tahun 1851. Bangunan berusia tiga abad ini sesuai dengan namanya, bangunan ini memiliki dinding yang hampir seluruhnya berwarna merah. Arsitektur yang diambil disebut-sebut mengambil gaya Tionghoa. Arsitektur Eropa China ini juga terlihat sangat unik. Menurut kabar yang beredar, dulu banyak dibantai orang-orang China di sini darahnya sampai banjir-banjir dan toko merah juga pernah dijadikan sebagai tempat penyiksaan gadis.  Serem juga sih, auranya juga gak enak banget. Setelah puas berkeliling di kota Tua, saya pun memesan grab menuju Museum Macan yang cukup fenomenal.



 

Museum Macan

Alamat: AKR Tower Level MM, Jl. Perjuangan No.5, RT.11/RW.10, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530

Setelah tiba di pintu masuk, pengunjung harus menitipkan barang bawaan anda. Saya kebetulan sudah memesan tiket melalui online, jadi saya tidak perlu antri lagi hehe. Sebelumnya saya memesan tiket tersebut ketika saya masih berada di Yogyakarta. Kami pun dengan semangat masuk ke masuk menuju tempat yang tak asing lagi. Di sini banyak spot photo yang menarik, tapi yang perlu diingat kita hanya diberikan beberapa menit saja ya, jadi anda jangan terlalu lama dalam berpose hehe. Maklum saja museum ini cukup banyak diminati pengunjung, sehingga kita harus sedikit mengantri dulu bila kita berada di setiap spot yang ada disini.

Spot Pertama tampak bola bola raksasa berwarna kuning memiliki motif polkadot tersebar di ruangan tersebut. 


Spot kedua seperti ruangan kecil yang berdinding kaca yang memiliki motif bola-bola berwarna kuning dan hitam dengan pengaturan pencahayaan . Hanya untuk satu orang atau satu kelompok saja bisa berada disini.

Spot ketiga merupakan sebuah ruangan berbentuk kubus di cat warna kuning dengan motif bola- bola berwarna hitam pada dinding, lantai dan langit langit.  Hanya beberapa orang bisa berada disni dan waktunya juga terbatas. 


Spot keempat merupakan ruangan yang hanya untuk satu orang atau satu kelompok saja masuk kedalam ruangan kaca dengan lampu berwarna warni berkedip dengan begitu indah. Ruangan tampak begitu menarik dengan pengaturan cahaya yang artistic.


Spot kelima merupakan ruangan bernuansa putih yang dihiasi motif bola-bola yang berwarna warni layaknya pelangi. Tak lupa juga pengunjung diberikan stiker motif bola-bola berwarna warni dapat di tempel dipakaian anda agar terkesan menyatu dengan ruangan. Selain itu kursi sofa berwarna putih, aneka perabot seperti dapur, ruang tv dan sebagainya ikut di hiasi dengan motif bola-bola yang berwarna warni, cukup menarik. 



Terdapat juga pameran lukisan lukisan yang penuh seni terpajang di sepanjang dinding museum. Penuh sejuta makna dari goresan lukisan yang tertuang di dalam sebuah kanvas. Saya saja tak mengerti apa artinya, tapi saya sangat menikmati dan terkesan, sebuah karya yang tak ternilai harganya, JENIUS.

Setelah beberapa menit, pengunjung diharapkan keluar agar dapat saling bergantian dengan pengunjung lainnya. Saya pun selesai mengunjungi spot yang ada disini, saya bergegas menuju Plaza dengan memesan grab.

Jakarta terkenal akan tujuan berbelanja di Indonesia. Karena di ibu kota Jakarta, kita akan menemukan berbagai macam brand brand ternama di dunia yang pastinya gak kita temukan di daerah. Beberapa daerah di Indonesia seperti Medan juga banyak brand terkenal cuma gak selengkap Jakarta lah.  Selain pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir. Jadi gak heran ini pedagang pedagang grosir dari daerah berbelanja di Jakarta dan dijual lagi di daerah masing masing seperti  pedagang baju kota saya.



Grand Indonesia

Alamat: Jl. M.H. Thamrin No.1, RT.1/RW.5, Kb. Melati, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310

Jam Buka : 10.00-22.00


Plaza yang memiliki banyak brand ternama yang dapat memanjakan anda yang menyukai wsiata berbelanja . Mall ini merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Jadi gak heran mall ini sangat besar dan lengkap, cocok bagi penggila shooping. Plaza ini memiliki luas 250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti Zara, Louis Vuitton, Marks & Spencer, Chanel, Burberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel & Kevin.  Saya hanya berbelanja jaket saja di salah satu brand ternama di mall ini. Karena brand ini gak ada di kota saya, makanya saya pengen beli.  Selain itu terdapat berbagai macam restoran ternama di Plaza ini. Berhubung jam makan siang, saya menyempatkan diri ke salah satu cafe di mall ini.

Union Deli
Saya ingin mencicipi Red Velvet cake yang memiliki cita rasa yang sangat nikmat. Sangat sempurna bila ditemani dengan secangkir teh manis hangat. Duduk santai disebuah café untuk isitrahat sejenak.Selanjutnya saya mengunjungi wsiata yang ada di kota Jakarta sebelum saya kembali ke Kota Medan.




Senayan City

Alamat: Jl. Asia Afrika No.Lot. 19, RT.1/RW.3, Gelora, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270

Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan dan berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.  Mall nya cukup baru dan besar. Brand brand nya juga cukup terkenal. Saya hanya melihat lihat saja, karena keterbatasan waktu.

Hutan Magrove PIK

Alamat: Jalan Garden House RT.8/RW.1 Kamal Muara Penjaringan, RT.8/RW.1, Kamal Muara, Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14470

Jam Buka : 07.00-18.00
Tiket         : Rp 25.000

Sore ini jalanan cukup macet, karena jam pulang kerja para warga Jakarta. Setelah 1,5 jam di perjalanan, kami tiba di sini. Memang sudah cukup kesoreaan saya disini. Terlihat hanya beberapa pengunjung saja yang berkunjung kesini. Hutan ini memiliki luas 99,82 hektare. Tempat ini semacam rumah kayu yang berjejar cukup rapi dengan jalanan setapak yang terbuat dari bambu. Vegetasi utamanya adalah pohon mangrove atau biasa dikenal dengan hutan bakau Berkunjung ke Wisata Hutan Mangrove PIK, kita akan menikmati udara yang sejuk dengan pemandangan yang hijau, tenang penuh dengan dengan kedamaian. Memang tempat ini sedikit kurang terawat, tapi its ok lah saya yang penting sudah pernah ke tempat yang cukup fenomenal. 


Tak terasa hari sudah gelap, kami pun bergegas untuk keluar dari tempat ini. Kami pun memesan grab untuk menuju hotel. Kami harus ke hotel lagi karena ingin mengambil koper yang sudah dititipkan di lobby. Setelah dari hotel kami menuju ke Bandara dan saatnya meninggalkan kota Jakarta. Sesampai di bandara, saya menyempatkan untuk makan malam dan setelah itu langsung ke ruang tunggu. Setelah tiba, terdengar pemeberitahuan bahwa pesawat delay. Ternyata pesawat kami delay lagi, its oklah, maklum tiket murah meriah sesuai dengan kualitas lah. Sampai jumpa Jakarta ibu kota yang penuh kemacetan hehe. Selama dalam perjalanan pulang saya hanya tidur dan tidur. Sangat nyenyak sekali sampai tak sadar telah mendarat di tahan Deli. Sampai jumpa di trip berikutnya 😊      







\