Minggu, 03 Juli 2016

Jalan- Jalan Ke Pontianak, Kuching, Palangkaraya, Banjarmasin


      Jalan- Jalan Ke Pontianak, Kuching, Palangkaraya, Banjarmasin
       Melewati Batas 
25 - 30 Mei 2016

Pontianak, Indonesia
Hari Pertama ( 25 Mei 2016)
 
Perjalanan yang super dadakan yang pastinya selalu menyimpan sejuta pengalaman dan  wawasan di pulau Kalimantan atau sering disebut Borneo, membuat saya tak pernah lupa dengan proses keberangkatan saya pada liburan dadakan ini.  Pada awalnya saya tak memiliki rencana untuk liburan. Pada mulanya mama saya yang mau liburan ke Kalimantan dan Serawak karena saya masih menunggu jadwal mulai Coas. Tetapi karena jadwal  coasnya dimulai 1 minggu lagi, saya pun akhrinya ikut dan langsung membeli tiket pada malam hari H sebelum keberangkatan, waw super gila. Harga tiketnya selisih sedikit daripada tiket mama yang sudah dipesan 2 minggu lalu. Dan liburan pun dimulai, yeahhh. Perjalanan di mulai dari Kota Pontianak. Perjalanan ini membutuhkan  waktu 6 hari mengunjungi 3 kota Indonesia dan 1 kota Malaysia. Semua serba dadakan, dan tidak terlalu banyak blog yang membahas kota kota ini, maklum bukan destinasi favorit. Saya mengandlakan situs Tripadvisor. Perjalanan dari Medan menuju Pontianak tidak terlalu memakan waktu. Penerbangan kali ini transit terlebih dahulu di Batam. Hanya 15 menit saja menunggu di dalam pesawat. Karena pesawat hanya menurunkan penumpang  dari Medan yang hendak turun di Batam dan menaiki penumpang  dari Batam yang akan terbang ke Pontianak. Pontianak merupakan Kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat dilintasi oleh garis imajener yang membelah bumi menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan. Sehingga Pemerintah membangun tugu katulistiwa di Pontianak. Asal nama Pontianak memiliki arti Kuntilanak atau hantu perempuan. Katanya ketika tiba di Pontianak  Syarif Abdurrahman Alkadrie bertemu dengan hantu kuntilanak dan beliau berhasil mengusirnya. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Akhirnya tiba juga di Pontianak. Setelah tiba di Bandar Udara Supadia, kami mencari kenderaan berupa avanza untuk menemani kami mengelilingi Pontianak. Setelah ketemu dengan kesepatan harga yang sesuai, akhirnya bapak tersebut bersedia mengantar kami keliling Pontianak. Sebelumnya kami makan siang dahulu, karena waktu sudah menunjukan untuk makan siang, ya perut sudah terasa lapar.

Dangau Restoran  
Alamat: Jl. Jend A Yani II, Kalimantan Barat, Indonesia
Restaurant yang tak jauh dari Bandara Supadio membuat kami langsung memilih tempat ini. Makan siang kali ini lumayan nendang dengan cita rasa yang lezat, karena menu khas Kalimantan barat yang kami pesan disini. Kami memilih hidangan khas sayur pakis dan ikan asam pedas. Suasana yang cukup asri menambah keseruan di siang yang cukup terik ini. Kami memilih untuk makan di lesehan sembari menikmati angin yang bertiup sepoi sepoi. Setelah kenyang, kami pun bergegas meninggalkan tempat ini.

Istana Kadriah  
Alamat: Jl. Tj. Raya No.1, Dalam Bugis, Pontianak Tim., Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Unuk menuju istana ini kita harus melewati jalan yang cukup sempit dan padat penduduk. Agak aneh sih, ada istana di dalam suatu permukiman. Semisal Istana Maimun atau Istana Siak berada persis di pusat kota. Kesan pertama melihat istana ini dengan bangunan serba kuning beitu jelas terlihat. Tempat bersejarah ini masih tetap terjaga dan terawat dengan baik.  Istana didirikan oleh seorang putra ulama keturunan Arab Hadramau yaitu Syarif Abdurrahman Alkadrie  dari Kerajaan Mempawah yaitu pada hari Rabu, 23 Oktober 1771.


                                                               

                                                                      
Setelah tiba di istana, kami pun langsung masuk ke dalam istana. Disana kita dapat kursi di istana ini yang masih terjaga sampai saat ini, foto foto Sultan Muhammad Al-Kadrie yang menempel di dinding, beberapa koleksi lainnya berupa cermin pecah seribu yang dikatakan ajaib karena bisa melihat 1000 wajah kita, kalau tak percaya silahkan kesini. Selain itu ada Al-Quran bertuliskan tangan baginda Sultan Syarif Abdurrahman Al-Kadrie. Begitulah kesan sederhana yang dapat dilihat di istana ini.  Setelah puas melihat koleksi yang ada, kami pun meninggalkan istana ini. 


 
Museum Kalimantan Barat
Jl. Jenderal Ahmad Yani
Bagi yang suka sejarah alangka lebih baik mengunjungi museum ini. Lokasinya sangat strategis, persis di pusat kota. Bangunan terlihat sedikit tua dengan tataan yang sederhana tapi lumayan luas karena luasnya kurang lebih 3905 meter. Museum Kalimantan Barat dirintis sejak tahun 1974 oleh Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Permuseuman Kalimantan Barat.  Museum Kalimantan Barat diresmikan sudah cukup lama pada 2 April 1988. Disini terdapat berbagai koleksi yang menarik dikunjungi. Karena museum ini menyimpan berbagai koleksi seperti koleksi Geografika/Geologika, Koleksi Biologika, Koleksi Arkeologika, Koleksi Historika, Koleksi Numismatika dan Koleksi Heraldika. 


Rumah Radakng 
Alamat: Jalan Sutan Syahrir, Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
jam buka: 08:00- 18:30 
Rumah Radakng adalah sebuah replika dari rumah adat Suku Dayak yang biasa dikenal dengan nama Rumah Panjang atau Rumah Betang. Walaupun replica, rumah adat dayak ini memiliki panjang 138 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi 7 meter dengan ciri khasnya adalah ukiran motif relief dengan warna dasar merah. Saat kami disini, kebetulan lagi ada acara gawai dawai daya Pontianak. Suasana yang ramai dengan para pengunjung yang ingin melihat acara ini, karena tempat ini sering diadakan event di Rumah Radakng. Saat kesana jadwal pertunjukan tari sudah selesai, jadi kami hanya melihat bazar yang menjualkan beragam kesenian kalimantan dan suasana para pengujung yang datang dan para peserta tari yang berkeliaran disini. Setelah berkeliling disini, kami pun meninggalkan tempat ini. 



Taman Alun Kapuas
Alamat: Jl. Rahadi Usman, Tengah, Pontianak Kota, Kota Pontianak
Matahari kembali ke peraduannya, dan hari pun berubah menjadi gelap. Cuaca yang cukup panas dan gerah tak membuat kami menyerah untuk mengeksplore kota ini. Tempat yang kami kunjungi ialah Taman alam kapuaas. Idealnya sih sore menjelang malam. Tapi sayang karena keterbatasan waktu, kami tiba disini sudah malam. Tempat kota di tepian sungai kapuas merupakan salah satu lokasi wisata di kota Pontianak yang terletak di tengah kota dengan luas sekitar tiga hektar. Tempat ini cocok untuk santai sore tataan yang rapi, sehingga tempat ini sering menjadi sarana masyarakat umum kota Pontianak untuk bersantai ria. Taman ini dihiasi rindangnya pepohonan dengan air mancur dan terdapat replika tugu Khatulistiwa sehingga menambah keelokan taman ini. Bagi yang ingin mengelilingi sungai dengan menaiki kapal disini tersedia. Kapal akan menyusuri sungai kapuas dan di sepanjang perjalanan dapat menyaksikan masyarakat Pontianak yang tinggal di bantaran sungai. Tapi kami hanya menikamti di tepian saja, its oklah.  

Sesuai Rencana kami akan menginap semalam di Pontianak dan keesokan paginya ke Kuching. Faktanya Bus Pontianak- Kuching yang ada malam hari sedangkan Kuching -Pontianak ada pagi hari. Jadwal jadi berubah dan berantakan karena kurangnya persiapan dan informasi tentang jadwal bus.    Jadi terpaksa malamnya kami pergi ke Kuching, sarawak dengan menaiki bus Asia (Biaramas express). Padahal tadi siang baru aja tiba dan malam nya harus menginap di bus. Saran saya kalau ingin pergi kemana pun direncanakan secara matang. Dengan modal nekad kami dengan semangat menuju terminal bus untuk membeli tiket.  Kami memilih bus dengan membeli tiket pulang pergi jadi harga tiket sedikit di potong, lumayan lah.  Perjalanan sekitar 362,0 km  cukup nyaman dengan kondisi jalan yang kadang mulus kadang hancur. Karena rasa lelah jadi kami hanya tertidur di bus walaupun perjalanan kami sedikit goyang ke kanan ke kiri. Padahal begitu banyak bus dari Pontianak berlalu lalang, tapi kondisi jalan tak begitu mulus, tapi tak masalah lah mau dikatakan apalagi. Yang terpenting nikmati saja perjalanan ini dan saatnya terlelap untuk beristirahat. Lebih baik tidur dan lupakan segala masalah jalan yang tak tahu kapan mulusnya. Pada jam 23:30 bus berhenti di Restoran Padang Roda Minang. Saya hanya duduk sambil mencharger hp yang sudah lowbet. Hanya 30 menit saja disini. Setelah istirahat, bis kami melaju meneruskan perjalanan ke Entikong. Kami akhirnya tiba di Entikong, jam tangan saya menunjukan jam 3.00 pagi. Kami hanya menunggu di bis dulu sambil tidur sejenak karena pintu perbatasan dibuka sekitar jam 5.00 pagi. Sebelum jam 5.00 pagi kami sudah disuruh turun oleh pak supir, para penumpang pun turun dari bus dengan sedikit rasa kantuk. Kami berjalan dengan suasana yang penerangan yang seadanya, tampak bangunan sedang dilakukan renovasi sehingga tampak berantak. Para penumpang kebanyakan imigran atau para wisatwan, para penukaran mata uang keliling berdiri disini. Setelah mengantri lumayan panjang kami mencap passport di imigrasi Indonesia, dan terus berjalan sedikit menuju gerbang yang merupakan pos pemeriksaan imigrasi Malaysia Tebedu dengan antrian lumayan panjang. Sebelum kembali ke bus. Setelah masalah imigrasi selesai, kami kembali menaiki bus untuk melanjutkan perjalanan ke Kuching sekitar 1,5 jam dari perbatasan. Terik matahari pagi membangun kami dan akhirnya tiba juga di Kuching. Meski perjalanan darat yang panjang dan melelahkan kami sangat bersyukur bisa tiba di Malaysia dengan selamat. Suatu kota di Negeri jiran yang belum pernah saya kunjungi membuat saya semangat dan penasaran untuk mengeksplore kota ini. 

Hari Kedua (26 Mei 2016)
Kuching, Sarawak, Malaysia

Kuching merupakan  ibukota negara bagian Sarawak, Malaysia Timur. Kuching termasuk wilayah yang  terbesar keempat di Malaysia. Binatang kucing merupakan ikon dari Kuching Serawak. Binatang Kucing  menjadi bagian tak terpisahkan dari kota yang berada di Malaysia timur ini. Tataan kota yang rapi dan bersih membuat kota ini layak di kunjungi dengan segala potensi wisata yang ada. Para pengunjung dari luar kota dan luar provinsi selalu mengunjungi kucing ini dengan tujuan berlibur di Malaysia timur ini, karena letaknya begitu strategis bagi masyarkat Kalimantan Barat. Banyak penduduk yang saling berbaur yaitu suku seperti Melayu, Tionghoa, Banjar, Iban, Bidayuh, Melanau, Dayak, Jawa, Bugis dan lain-lain. Setelah tiba pukul 09.00 pagi di stasiun bus, kami di tawarkan van oleh seorang bapak tonghoa. Setelah mendapatkan harga yang pas untuk membawa kami sehari keliling kota Kuching ini. Kami menuju parkiran dan melihat mobil van yang kondisinya tak begitu bagus, tapi tak masalah lah. Kami di atar ke hotel. 




Nova Hotel Kuching 
Alamat: Aadk Negeri Sarawak, Lot. 306-309, Jalan Abell, Seksyen 49, 93100 Kuching, Sarawak
Hotel rekomendasi dari pak supir, ternyata hotelnya bersih dan kamarnya luas dengan harga terjangkau sesuailah dengan budget. Setelah chenck in kami pun mengatakan kepada pak supir kalau Jam 11.00 kami dijemput kembali ke hotel setelah kami sejenak beristirahat di hotel ini.  Ternyata tepat jam 11.00 pak supir pun sudah menunggu kami di loby hotel, saatnya kita jalan-jalan di sekitar kota Kuching. 

Museum Serawak 
Alamat: Jalan Tun Abang Haji Openg, 93400 Kuching, Sarawak
Harga Tiket: Gratis
Jam buka: 09.00–16.45

Pagi menjelang siang ini, kami akan mengunjungi museum Sarawak yang begitu terkenal. Jangan khawatir, museum ini pastinya gak bikin bosan. Penataanya dibuat menarik dan kekinian jauh dari kesan angker, paling plus dan jempol museum ini ialah Free tiket dan wifi hehehe. Museum Serawak adalah museum tertua di kawasan Borneo dengan struktur bangunannya yang bergaya kolonial. Museum didirikan pada tahun1888 dan dibuka pada tahun 1891. Museum ini disebut sebagai museum terlengkap di Asia Tenggara. Museum ini merupakan tempat yang cukup berpengaruh di Borneo karena didalamnya menyimpan banyak arsip yang sangat diperlukan dalam penelitian akademik. Banyak hal yang bisa ditemukan di museum ini.  Museum ini memiliki banyak koleksi yang cukup menarik dan tataan yang rapi, membuat kami beserta para turis asing begitu betah berada disini. Selain itu pendingin ruangan dilengkapi dengan wifi membuat saya bisa bermain sosial media, maklum saya tidak membeli sim card Malaysia, selagi masih ada wifi nikmati saja. Kami senang berlama- lama didalam museum, karena para petugas pun begitu ramah kepada pengunjung. Setelah puas berkeliling museum sebanyak 2 lantai ini, kami pun meninggalkan museum ini. Pak supir yang tadi mengantar kami, tak kelihatan juga batang hidungnya. Rasa kesal bercampur amarah, maklum lah kami sudah menunggu dia hampir 1 jam.


Kami mencoba menghubungi beliau, tapi dia bilang masih di jalan. Kami mencoba menghubungi menggunakan nomor Malaysia dari seorang petugas museum. Petugas menelepon dan mengatakan kalau tamu dari Indonesia sudah menunggu di sini, tetapi pak supir mengatakan salah sambung lah. Sudah hampir 1 jam setengah kami menunggu di museum ini. Itulah kalo serba dadakan, supirnya saja asal pilih, pokoknya ada. Jadi rugi waktu deh. Tanpa pikir panjang kami pun mencari mobil lain. Kami mencari mobil di sekitar museum, tetapi tak terlihat mobil atau taxi. Setelah keluar dari museum dengan berjalan kaki sedikit, dan syukurnya terlihat sebuah hotel cukup mewah. Kami pun masuk kedalam hotel. Dibantu oleh petugas hotel ini, kami meminta rental mobil. Setelah menunggu sekitar 15 menit di hotel, mobil inova yang masih baru sudah menunggu kami di depan hotel.



Museum Kucing, Kuching/ Cat museum 
Alamat : Bangunan DBKU, Bukit Siol, Jalan Semariang, Petra Jaya, 93050 Kuching, Sarawak
Harga Tiket: Gratis
Jam Buka :09.00- 17.00
Tak lengkap bila ke kota ini tak melihat langsung museum ini, karena kota Kuching memiliki icon yaitu binatang kucing yang lucu, jadi mesti kesini ya. Bagi yang penggila dan suka sama kucing, museum ini cocok dikunjungi. Intinya semua isi museum ini tentang kucing beserta kawan kawannya. Museum ini didirikan pada 1993. Museum dengan luas 1.035,9 meter persegi terletak di puncak bukit bernama Bukit Siol yang memiliki ketinggian 60 meter di atas permukaan laut. Saat perjalanan menuju museum kita dapat melihat pemandangan serba hijau karena museum ini terletak sedikit ke atas sehingga dapat menikmati pemandangan yang khas indah kota Kuching. Setelah tiba, kami pun turun dan tak sabar untuk melihat koleksi yang ada disana.



Di pintu masuk kita disambut dengan hiasan patung kucing yang menempel didinding. Sebelum masuk, pengunjung harus menitipkan telepon genggam yang mempunyai camera, tapi bagi yang ingin membawa handphone bercamera harus membayar 3 RM terlebih dahulu. Kami memutuskan untuk membawa 1 handphone saja. Museum ini memiliki 4 galeri dengan berbagai koleksi. Museum ini memiliki koleksi mencapai lebih dari 4.000 barang, keren ya. Koleksi yang keren dimuseum ini terdapat mumi kucing yang hidup di era Mesir Kuno antara 3000 SM. Saya begitu senang bisa mengunjungi museum ini karena banyak informasi yang menarik tentang Kuching dapat kita lihat mulai sejarah, legenda dari, souvenir dan lain- lain. Bagi pecinta kucing jangan mabuk ya foto foto, karena semua pajangannya lucu lucu dan imut hehehe




Patung Kuching Beranak Sembilan
Kota Kuching memang identik dengan patung kucing yang menggemaskan, Ya iya lah patung ini yang menjadi lokasi wajib buat turis untuk menggambil gambar dan belum afdol ke Kuching kalo belum berfoto berlatar monumen Kucing. Jadi jangan lewatkan untuk ke tempat yang fenomenal ini. Monumen kucing dikota ini sebenarnya ada banyak. Tinggal pilih mana yang paling lucu dan sesuai selera.Tapi patung 7 kucing ini paling populer karena lokasinya strategis dan dipusat kota. Patung ini berjumlah 7 kucing dengan kedua induk dan anak anaknya. Heehehe Lucu ya kucingnya.  


Buntal Esplanade
Sepanjang perjalanan suasana kota yang bersih begitu jelas terlihat. Sebelum menuju buntal, kami melewati pemandangan yang indah yaitu view gunung Gunung Santubong, sebuah gunung di negara bagian Malaysia Sarawak. 


Tempat ini menawarkan laut lepas yang indah. Dari disini kita dapat melihat Bako National Park dari kejauhan. Hmmm sayang sekali ya kami tak sempat mengunjungi tempat itu, karena kami tiba di hotel saja pukul 10:00 sedangkan kalau ke Bako harus pagi pagi dan balik sore hari. Kalau kesana siang hari, airnya surut kata petugas hotel. Jadi kecewa dan sedih :( kurang persiapan lagi deh.  Tapi gak apa, melihat dari jauh saja sudah lumayan lah. Menikmati suasana yang tenang memang pas melihat keindahan tempat ini. Hamparan pasir yang putih seakan menambah keindahan tempat ini. Tataan yang modern dipadu dengan pemandangan yang indah. Tempat ini sepertinya pangsanya kebanyakan untuk orang lokal. Tempat ini semacam kawasan perkampungan nelayan di Kuching. Tak terlihat wisatawan berada disini, its ok kami tetap menikmati berada disini. 



Sarawak Cultural Village
Alamat: Damai Beach Resort, 93762 Kuching, Malaysia
Sekilas tempat ini mirip Taman Mini Indonesia Indah (TMII) karena tempat ini memiliki rumah tradisional. Lain TMII lain pula Sarawak Cultural Village, karena semua tempat memilki keunikan masing-masing. Tapi karena kesorean taman ini sudah tutup, kami hanya bisa foto di gerbangnya saja. Padahal tempat ini termasuk favorit loh. Kecewa lagi  deh. Tempat ini didesain semacam desa khas malaysia yang memiliki koleksi tujuh rumah Etnis seperti Rumah Panjang suku Bidayuh, Rumah Panjang suku Iban, Penan Hut, Rumah Panjang Orang Ulu, Rumah Melanau, Rumah Melayu& Chinese Farm House. Kita dapat melihat Pertunjukan menarik di Theater Desa. Bagi yang suka perpaduan budaya jangan lupa kesini menikmati budaya Malaysia timur yang memiliki sejuta kesan. Tapi menurut bah Google harga tiketnya cukup mahal loh.



Damai Beach Resort 
Alamat: Teluk Bandung Santubong, 93756 Kuching, Sarawak, Malaysia
Letaknya tak jauh dari Sarawak Culutral Village, hanya berjalan kaki saja kita bisa menikmati pemadangan yang indah yang ada disini. Sore ini kami menikmati pantai dengan matahari yang mulai tenggelam, sungguh suasana yang tenang dan asri membuat saya betah berada disini. Disini kita bisa melihat gunung Santubong lebih dekat, sekilas mirip wajah manusia. Kalau diperhatikan seksama cukup mirip sih. 




Para pengunjung begitu menikmati sore hari sekedar bersantai sore dengan pemandangan yang indah. Saya ikut larut dalam suasana ketenangan dan kedamaian di tempat ini, hati pun senang. Sore berganti malam, matahari pun mulai tenggelam saatnya meninggalkan sejuta kesan sore hari disini. Rekomendasi banget untuk menghabiskan sunset disini. Sangat tenang dan damai seperti namanya.




Kuching Waterfront
Alamat: Jalan Main Bazaar, 93000 Kuching, Sarawak, Malaysia
Suasana dengan pemandangan lampu kota yang kerlap kerlip menghiasi tempat ini sehingga menambah keindahan malam hari di kota Kuching. Banyak pengunjung bersantai sambil duduk sejenak menikmati malam dengan mencicipi jajanan yang ada di tepi sungai ini. Tempat ini menyediakan wifi gratis untuk pengunjung, saya pun begitu menikmati layanan public untuk sekedar bermain social medial yang ada ditelepon gengam saya, rasanya wifi di kota Kuching bukan hal yang special lagi. Saya begitu menikmati jajanan ringan yang cocok menemani malam di tepi sungai dengan segala pesona yang memikat. Rasanya ingin berlama-lama disini, untuk mengusir kepenatan yang ada. Malam yang indah di Kuching bisa merasakan suasana malam.    



RJ Ayam Bakar 
Alamat: Ground Floor, 291, Jalan Abell, 93100 Kuching, Sarawak, Malaysia
Jam Buka: 17:00- 03:00
Malam ini, perut sudah terasa lapar. Kami memutuskan untuk ke tempat hangout anak muda ala Kuching. Memang suasana restorant yang tertata unik dan cita rasa ayam bakar yang pas di lindah membuat saya menikmati sajian makan malam disini. Sambal ayam bakar yang pedas, serasa berada di Padang ya hehehe. Banyak pilihan menu yang ada, tetapi ayam bakar menjadi pilihan favorit saya. 

Hari Ketiga (27 Mei 2016)
Kuching Sentral Bus Terminal 

Alamat: Jalan Kuching Ranger Depot, 93250 Kuching, Sarawak, Malaysia
Pagi ini setelah sarapan di stasiun kami bergegas meninggalakn kota ini yang memiliki sejuta kesan dan keindahan yang begitu melekat diingatan. Bus yang telah kami pesan sebelumnya sudah menunggu kami di stasiun. Sebenarnya belum rela untuk balik ke Indonesia, terlampau singkat tapi gimana waktu berkata kita harus kembali. Para penumpang pun bergegas masuk kedalam bus, selamat tinggal Kuching. Perjalanan tepat jam 07:30 di pagi ini dengan semangat kita bisa melihat suasana perjalanan menuju Pontianak, maklum kemarin berangkat malam hari jadi tak begitu jelas terlihat. Jika pagi hari memang jelas terlihat jalan yang kacau. Tepat jam 02:30 siang, kami tiba juga di Pontianak. Kami pun bergegas menuju mobil avanza rental yang telah  dipesan sebelumnya. 

Abang Kepiting 
Alamat: Jl. Hijas, Benua Melayu Darat, Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Kami pun sejenak mengisi perut di Kepeting yang begitu terkenal.  Suasana restoran malam itu ramai.  Karena kita ada di resto Abang Kepiting, sudah jelas kita langsung pilih menu  Kepiting saus padang, Cumi goreng, ikan nila bakar, sayur Kangkung. Saatnya menikamti hidangan makan malam yang lezat ini. Setelah makan malam, kami memutuskan untuk menuju Singkawang yang terkena dengan pagoda. Perjalanan  dari Pontianak ke Singkawang sekitar 151,3 km. Singkawang juga dikenal dengan sebutan kota Seribu Kuil. Setiap sudut kota ini banyak menjumpai vihara yang merupakan sebagai Kota Wisata utama sekaligus kawasan Pecinan terbesar di Kalimantan Barat. Akhirnya tiba di Singkawang dengan segala pesona yang ada. Ketika malam hari banyak kelenteng di singkawang dihiasi  lampion  menyala berwarna darah sehingga menambah keindahan di vihara. Kami bergegas menuju hotel untuk beristirahat.

Singkawang, Indoensia
Hotel Hongkong Inn 
Alamat: Jalan Salam Diman No.8, Singkawang Tengah, Kalimantan Barat, Indonesia

Malam ini check in hotel, namanya unik serasa berada di Hongkong hehehe. Hotel ini bersih dan harganya terjangkau.

Hari Keempat (28 Mei 2016) 
Vihara Tri Dharma Bumi Raya
Alamat: Jl. Sejahtera, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia
Vihara ini menjadi ikon dari Kota Singkawang terletak di pusat kota. Bangunan ini memiliki arsitektur yang khas, didominasi warna merah begitu jelas terlihat. Vihara Tri Dharma Bumi Raya sering disebut Tua Peh Kong / Toapekong / Tapekong berdiri sejak tahun 1878 yang diyakini sebagai tempat peribadatan umat Tri Dharma tertua di Singkawang. Kami hanya sekejap saja disini, bagi yang beragama Tionghoa, karena selain bisa wisata tapi bisa beribadah di vihara yang terkenal ini. Tak banyak hal yang bisa dilakukan selain mengabadikan gambar dengan latar vihara yang fenomenal ini.  


Taman Bukit Bougenville
Taman bunga yang terletak di sebelah selatan yang memiliki luas 1,5 ha.  Suasana masih pagi, jadi hanya kami saja berada disini, its ok lah. Walaupun bunga Bougenville yang menjadi tampilan utama, disini juga ada beragam bunga-bunga yang menghiasi taman ini. Pemandangan pagi yang indah dengan suasana danau ditambah tanaman yang asri begitu jelas terlihat, terdapat semacam pondok kecil dengan cafe yang ada. Kami hanya menikmati berjalan kaki di tepi taman dengan melihat sejenak kehijauan yang ada. Walaupun taman yang sederhana, tetapi memiliki keunikan masing-masing.

Tanjung Bajau
Alamat: Jalan Raya Pasir Panjang, Kalimantan Barat, Indonesia
Tanjung Bajau merupakan Kawasan yang cukup terkenal memiliki beberapa pilihan untuk berwisata yang menyajikan keindahan masing- masing. Disana terdapat wisata pantai tanjung dengan bebatuan dan pasir yang menghubungkan Pantai Pasir Panjang dan Sinka Island Park dan juga merupakan kaki dari bukit Rindu Alam. Pantai ini terletak persisi disebelah Pantai Pasir Panjang bagi pecinta pantai dapat menikmati pantai yang indah, selain pantai disini ada  wisata kebun binatang dengan koleksi yang sederhana tapi kami tak memiliki kesempatan dan waktu untuk mengunjungi kebun binatang tersebut, katanya hewan yang berada di kandang tidak begitu lengkap dan kawasan wisata Rindu Alam yang menyajikan pemandangan di atas awan dengan ketinggian 400m merupakan tempat favorite bagi saya, jadi kawasan ini termasuk diperhitungkan karena memiliki kawasan yang indah dn lengkap. Bagi yang memiliki waktu dapat mengunjungi kawasan tersebut secara keseluruhan. Tapi karena keterbatasan waktu kami hanya duduk sejenak dan mengabadikan foto saja. 
       



Rindu Alam Singkawang
Kawasan yang kami kunjungi yaitu rindu alam. Tempat ini memiliki pemandangan yang indah karena letaknya di puncak berlokasi tidak jauh dari pantai. Tempat seindah ini menjadi tempat favorite bagi saya di kawasan ini. Dari atas kita dapat meyaksikan pemandangan gunung, lautan lepas, perkotaan dari kejauhan. Sangat indah bak lukisan alam.  Katanya Taman Wisata Rindu Alam sering dijuluki sebagai taman indah diatas awan. 



Birunya air laut pantai pasir panjang, pantai pasir pendek, tanjung bajau menjadi menambah keindahan pemandangan dari atas bukit, hijaunya pepohonan sejajar saling menyatu dengan alam dan pemandangan dari ketinggian sekitar Kota Singkawang. Saya menikmati pemandangan dari view di pondok yang telah disediakan untuk menikmati pemandangan yang ada, sungguh menyenangkan sekali. Setelah puas menatap keindahan, kami bergegas menuju mobil untuk menuju pantai yang indah. 



Pantai Pasir Pendek
Pantai ini begitu indah dengan perpaduan pasir yang lembut dan air laut yang jernih cukup padat dipadati pengunjung. Pantai ini cukup unik dan berkarakter. Tempat ini bergabung dengan lokasi wisata Tanjung Bajau. Ternyata pantai ini hanyar 100 m yang berbentuk teluk dan diapit oleh tanjung dari bebatuan. Para pengunjung senang menikmati air laut sambil berenang, ada yang menikmati sajian makanan di tepi laut ditemani dengan teriknya matahari yang membakar kulit, tapi mereka tetap saja tak menghiraukan. Pengunjung begitu menikmati keindahan pantai yang cukup bersih berada di Singkawang. Setelah puas menikmati berada di Singkawang, kami pun memutuskan segera menuju Pontianak. 





Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada
Alamat Jl. Khatulistiwa, Siantan, Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Indonesia
Ikon Pontianak siapa yang gak tau? Pastinya Tugu Khatulistiwa yang fenomenal itu. Tidak lengkap bila berada di Pontianak jika tak berkunjung ke tugu ini. Kota Pontianak merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh garis imajiner Khatulistiwa sehingga untuk menandainya, dibangunlah sebuah tugu yang diberi Tugu Khatulistiwa. Saya begitu penasaran melihat tugu yang digunakan sebagai titik garis equator di Kota Pontianak, Kalimantan BaratTugu pertama dibangun pada tahun 1928. Pada tahun 1930. Tugu Khatulistiwa yang asli terbuat dari kayu belian yang terdiri dari empat tonggak. Banyak pengunjung melihat bagaimana tugu yang terbuat dari kayu, cukup unik terlihat.




Tugu ini  disempurnakan kembali dengan menambahkan lingkaran pada anak panah. Kawasan Tugu Khatulistiwa diresmikan pada tanggal 21 September 1991. Setelah puas melihat tugu yang fenomenal, saatnya mengabadikan gambar di bagian depan tugu. Akhirnya perjalanan di Pontianak telah selesai. Saatnya menuju bandara untuk penerbangan menuju Palangkaraya.




Palangkaraya, Indonesia

Palangkaraya dahulu dikenal dengan nama Palangkaraja pada tahun 1957-1972. Kata Palangkaraya memiliki dua suku kata yaitu “Palangka” dan “Raya”. Perjalanan di pulau Kalimantan tak ada habisnya untuk dikunjungi, selagi masih ada kesempatan dan waktu tak ada salahnya mengunjungi kota ini. Meskipun sedikit lelah, tapi kami begitu menikmati perjalanan ini. Berawal dari ketibaan  kami tepat pada malam hari di Bandar Udara Tjilik Riwut, yang cukup sederhana menurut saya karena Palangkaraya merupakan provinsi dari Kalimantan Tengah ternyata bandaranya untuk daerah saja, its ok lah mungkin perlu renovasi besar besaran agar terlihat kelas internasional hehehe. Setelah tiba di pintu keluar, kami mencari semacam mobil minibus avanza yang bisa memuat 8 orang. Maklum kami ada 6 orang jadi kami mencari mobil yang agak besar. Ternya oh ternyata tak ada satu pun avanza yang kami jumpai di bandara ini. Yang bikin kesal lagi kami telah berjanji sebelum ke sini melalui via telepon dengan jasa rental mobil. Ternyata si bapak tak bisa datang, its ok lah. Namanya  kami dapatkan nomornya dari internet yang pasti ada resikonya, its ok lah. Akhirnya setelah 30 menit disini dengan lihat kanan kiri dengan gigitan nyamuk nakal, kami pun memutuskan menggunakan taxi sedan yang memang mangkal di bandara, kami pun menggunakan 2 taxi karena kami 6 orang. Tiba juga di hotel, saatnya beristirahat 

Hotel Fovere Palangkaraya  
Alamat: Jl. G. Obos No. 97, Kalimantan Tengah, Indonesia
Malam ini mencari nama-nma hotel dengan via google dulu tanpa persiapan pemesan hotel jauh- jauh hari.  Sebelum kesana kata petugas bandara hari  ini ada acara MTQ jadi semua hotel pada full. Kami menelpon satu persatu hotel. Akhrinya ketemu juga hotel setelah ditelepon dan syukurnya masih ada. Ternyata hotel ini harganya terjangkau sesuai dengan budget. 

Hari Kelima (29 Mei 2016)
Tugu Soekarno
Alamat: di Jalan S.Parman Kota Palangkaraya
Harga Tiket : Gratis
Letaknya begitu strategis karena terletak di pusat kota Palangakaraya tepatnya di depan Gedung DPRD Palangka Raya. Pagi ini kami awali untuk ke tempat ini, karena katanya tempat ini menjadi sejarah berdirinya kota Palangkaraya.Tempat ini merupakan tempat dimana  Presiden Pertama Soekarno meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya pada tanggal 17 Juli 1957. Tak ada yang bisa kita lakukan disini, hanya melihat dan menikmati suasana pagi hari yang cerah. Kita melihat tugu dan patung Soekarno yang berdiri dengan kokoh yang menghiasi tempat ini yang memiliki berat patung adalah 1,3 ton, tingginya 6 meter, dan tinggi pondasi 3 meter, sehingga total ketinggiannya sekitat 9 meter dari permukaan tanah. Terdapat relief yang menceritakan sejarah pembangungan kota Palangka Raya ini memiliki berat relief 1,5 ton sebanyak dua buah. Para pengujung khususnya kaum muda mudi sedang asik bersantai pagi sambil di temani angin yang sejuk. Tempat ini sebagai peletakan batu pertama di kota palangka raya jadi bila ada kesempatan mesti kemari. Cuaca cukup terik tak membuat kami menyerah untuk menjelajah lokasi wisata selanjutnya.  




Kahayan River
Sungai berwarna coklat  bagi saya cukup sederhana dan lumayan bersih menyambut pagi yang cerah di kota cantik ini. Kalimantan kan terkenal akan sungai yang lebar. Sungai Kahayan merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Kalimantan yang memiliki luas mencapai 81,648 km2, panjang 600 km, lebar 500 meter dan kedalaman mencapai hingga 7 meter. Sungai yang membelah Kota Palangkaraya ini juga biasa disebut dengan sungai Biaju Besar atau sungai Dayak Besar. Karena sudah sering meihat sungai seperti ini.sehingga tak ada kata special di tempat ini. Bagi yang ingin mengelilingi sungai, ada semacam kapal yang memang untuk parawisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Mereka begitu menikmati dengan berkeliling di sungai ini, tapi kami hanya menikmati sungai ini di tepi saja tanpa menggunakan kapal, its ok lah.




Bukit Doa Karmel Tangkiling
Alamat: Kelurahan Banturung dan Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu
Harga Tiket: Gratis
Setelah dari sungai yang cukup terkenal, saatnya mengunjungi wisata rohani bagi yang katolik/kristiani tempat ini sangat recommended, karena tempat ini cocok untuk wisata sambil beribadah. Bukit doa karmel Tangkiling dengan luas 2.594 Ha dibangun pada bulan Oktober 1998. Setelah tiba di parkiran, kami berjalan lumayan lah karena matahari yang cukup terik, tak mematahkan semangat kami menuju semacam puncak. Penyandang dana dari umat Palangka Raya, Banjarmasin, Sampit, Malang, Surabaya, Jakarta dll. Pemberkatan bukit doa ini pada tanggal 31 oktober 2006 oleh Pastur Petrus Pahala, O.Carm dan Pastur Marsel Barus, O.Carm. Dengan menaiki anak tangga, kami pun melangkah dengan semangat. 




Akhirnya tiba di atas dengan pemadangan yang cukup menarik dan suasana siang hari ini mebuat perasaan senang dengan view yang disajikan. Kami duduk sejenak di bawah pohon yang rindang sambil melihat pemandangan dari atas ini lumayan lah. Terbayar juga lelah mendaki di terik matahari melihat yang hijau hijau dan langit biru cerah. Setelah rehat sejenak, kami turun dan tepat tak jauh dari puncak terdapat semacam patung bercat putih yang mengkisahkan dari agama Kristen. Kurang tau juga maknanya, karena gak ada guide yang menjelaskan. 




Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah – Nyaru Menteng
Alamat: Jalan Cilik Riwut KM 28 Palangka Raya 7300 Kalimantan Tengah
Arboretum Nyaru Menteng merupakan hutan konservasi yang terdapat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kita dapat melihat semacam tempat konservasi untuk orang utan dengan kawasan seluas 65 hektar lebih inilah yang saat ini menjadi pusat penangkaran Orangutan dan hewan-hewan lainnya terdapat berbagai jenis tumbuhan yang dapat digolongkan kedalam 43 famili dengan jumlah species 139 jenis, termasuk jenis tumbuhan langka, kawasan ini juga terdapat berbagai jenis burung, biawak, ular, monyet dan juga orang utan. Tiba di sini saya tak menyangka karena tempat yang di bangun ini ternyata di sokong oleh relawan asing yang begitu peduli dengan orang utan, salut dengan mereka. Padahal mereka orang asing saja peduli dengan orang utan, kita sebagai warga Indonesia saja tak peduli. Disini kita dapat melihat orang utan  dengan di batasi semacam dinding kaca sehingga kita bisa melihat bagaimana orang utang yang lucu dan memiliki tingkah seperti bermain dengan karung, tidur dan masih banyak lagi tingkah mereka, hmm ada ada saja ya.

Tempat ini adalah tempat dimana orang hutan yang didapat dari luar habitatnya dipersiapkan sehingga sudah siap dilepas kembali ke habitatnya. Selama disini mereka dilatih berinteraksi dengan manuisa. Selain bisa melihat orang utan, kita menonton semacam proyektor yang memainkan film pendek yang menggambarkan sekilas bagaimana nasib orang utan yang kehidupannya diusik oleh para manusia rakus yang seenaknya membakar hutan. Mereka membakar hutan berarti sama saja telah menghancurkan habitat mereka yang dihuni oleh orang utan. Akibat ulah manusia serakah orang utan pun keluar dari habitatnya dan berlari dengan kepungan asap yang tebal untuk keluar dari hutan yang telah hancur dan pergi ke pemukimana penduduk. Sungguh menyedihkan rasanya ketika menonton film pendek ini. Saya sangat iba dan prihatin dengan nasib mereka, semoga Pemerintah lebih peduli dengan Orang utan yang mulai langka agar kelak anak cucu masih dapat melihat kelangsungan hidup Orang utan bukan dari foto atau teks book saja.


Museum Balanga
Alamat: Jalan Tjilik Riwut Km 2,5
Suasana sunyi tanpa berpenghuni sekilas suasana museum ini. Bila tertarik dengan ceerita tentang budaya Suku Dayak, maka datang ke Museum Balanga ini. Ternyata hari minggu museum ini tutup. Ternyata kami hanya bisa melihat dari jauh saja dan tak bisa masuk kedalam museum untuk melihat aneka koleksi. Its ok lah. Museum ini terdapat berbagai jenis benda-benda kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Kalimantan Tengah, benda-benda kesenian adat, senjata perang suku Dayak  dan berbagai mata uang yang pernah dipergunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman dahulu.


      Pusat Oleh-Oleh Khas Kalimantan Tengah
Alamat: di Jl. Batam Palangka Raya
Disini dijual berbagai jenis oleh-oleh khas Kalimantan Tengah, seperti kerajinan tangan, pernak-pernik, jajanan, pakaian, benda-benda tradisional, patung-patungan, replika senjata tradisional. Bagi yang ingin membeli oleh-oleh disini tempatnya, ingat jangan lupa tawar menawar ya karena untuk mendapatkan harga yang pas. 

Kampung Lauk
Alamat: Jl. Bukit Rawi Km.2, Pahandut Seberang, Pahandut, Kalimantan Tengah, Indonesia
Jam buka 09:00- 21:00

Makan siang ini, kami akan menuju tempat makan yang favorite disini dan sudah terkenal di Palangkaraya. Suasana yang ramai akan pengunjung begitu jelas terlihat. Kami pun makan di pondok yang cukup menarik ditemani pemandangan sungai khas Kalimantan yangt persis di pinggr Sungai Kahayan. Setelah memesan menu yang cukup lama datang, kami pun makan siang dengan menu ikan bakar, rasaya lezat dan cocok mengisi perut yang sudah keroncongan. Setelah itu kami memutuskan pergi meninggalkan Palangkaraya dan menuju Banjarmasin. Jarak dari Palangkaraya ke Banjarmasin adalah sekitar 195 km. Pemandangan sepanjang perjalanan Banjarmasin ke Palangkaraya kita melihat sebagian besar berupa rawa rawa. Sore hari menjelang malam matahari pun terbenam pemandangan pun mulai gelap. 
    
Banjarmasin, Indonesia

Perjalanan dari Palangkaraya menuju Banjarmasin yang cukup melelahkan, tak mematahkan semangat kami untuk mengunjungi kota tepatnya di Kalimantan selatan. Tepat pada malam hari kami pun tiba di Banjarmasin. Banjarmasin adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari propinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Pulau yang terkenal dengan julukan pulau seribu sungai ini memiliki sebuah Bandar Pelabuhan besar dan sudah puluhan tahun menjadi pintu keluar masuk bagi kegiatan perekonomian. 


Depot Bakso Sapi Pal Satu
Alamat: Jalan A Yani KM.1, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Jam buka  07:00 -00:00

Rasa lapar pun membuat kami untuk mengunjungi makanan favorite yang ada di sini. Pengunjung yang ramai terlihat disini. Kami memesan menu yang menjadi andalan disini yaitu mie ayam yang rasanya Juara.  Rasanya yang lezat dan porsinya yang cukup banyak membuat saya kekenyangan hehehe  Setelah makan malam, kami memutuskan untuk menuju hotel untuk beristirahat, selamat malam.

Hotel Jelita  
Alamat: Jalan Jenderal Ahmad Yani No.44-46, Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan
Malam ini, saatnya beristirahat dan rehat untuk memulihkan tenaga, hotel ini letaknya di pusat kota. 

Pasar Terapung Muara Kuin
Alamat: Di dua kelurahaan yakni Kelurahan Kuin Utara meliputi Muara Kuin dan Sungai Kuin.
Jam buka:  05:00- 07:00
 
Selamat pagi, kali ini bangun lebih awal karena kita akan menuju tempat yang begitu fenomenal dan pastinya menarik untuk dikunjungi. Tempat ini terkenal sejak pasar terapung ini dijadikan tempat shooting iklan RCTI OK. Iklan yang paling berkesan dan masih saya ingat hingga saat ini. Suasanan pasar terpaung dan ibu ibu yang berjualan. Pasar terapung ada 2 dunia yaitu Pasar terapung Thailand dan Pasar terapung Indonesia, Kalimantan. Secara pengemasan, penataan, fasilitas, keindahan, kebersihan dan promosi Thailad jauh unggul di depan. Pantas saja banyak turis asing berbondong bondong ke Negara gajah putih itu. Sepertinya Indoenesia harus belajar banyak dengan negara Thailand.  Setelah sholat subuh dan bersiap- siap dan check out. Suasana pagi yang masih sunyi ketika perjalanan dari hotel menuju pelabuhan. Setelah tiba di pelabuhan, kami menyewa kelotok yang akan menemani perjalanan kami menyusuri sungai barito. Setelah tawar menawar dengan pemilik kelotok, kami pun naik ke kapal yang bercat merah dan biru. Kelotok melaju melewati sungai Barito. Pasar dimulai pukul 5.00 WIB hingga sekitar pukul 7.00 WIB.  Pagi ini kami akan mengunjungi pasar terapung sudah ada sejak 400 tahun yang lalu dan menjadi icon parawisata di Banjarmasin. Di perjalanan kami melihat bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal ditepi sungai. Setelah 20 menit kami pun tiba di pasar terapung, yeahh. Kelotok yang menjajahkan aneka kebutuhan sehari-hari yang menghiasi sungai barito. Yang bikin unik karena kita transaksi jual beli dilakukan di perahu. Para penjual datang menghampiri kelotok kami untuk menjajahkan jualanya. Kami membeli kue basah tradisional yang rasanya sederhana tapi nikmat. Bagi yang ingin beli sayur sayuran serta buah- buahan juga banyak yang menjajahkannya. Berbelanja pisang, jeruk tepat di atas hari menjadi daya tarik wisata di sini, suatu pengalaman yang menyenangkan. Para penjual terus mendekati kami untuk menjajahkan jualannya. Si ibu penjual sangat bersemangat 45, mungkin biar dagangannya laris dan ludes.  Sangat salut lah buat iu ibu ini, berdagang sambil mendayung itu gak gampang. Harus fokus keduanya. Dan juga butuh tenanga ekstra dibanding berdagang di darat. Penuh perjuangan keras sekali demi sesuap nasi dan kebutuhan keluarga. 


Tak terasa hari sudah semakin terang, para penjual pun sudah selesai menjajahkan jualannya, karena barang- barang pun sudah hampir habis terjual. Mereka meninggalkan tempat ini dan kembali ke rumah masing-masing. Ada juga para penjual yang masih disini karena barangnya masih banyak belum terjual. Suasana pasar pagi ini membuat saya paham bahwa pasar tradisional itu masih menjadi mata pencarian bagi warga lokal. Secara keseluruhan tour ini cukup menarik lah, tapi tak seperti ekspektasi saya (agak kecewa). Pedagang yang berdagang tidak terlalu ramai dan cenderung sepi. Tidak seperti di Iklan RCTI ok itu. Sangat disayangkan pesonanya mulai memudar seiring perkembangan zaman. Tapi jika ingin melihat pasar terapung di Kalimantan, kamu dapat mengunjungi tempat lain yaitu Lok Baintan. Tapi lokasinya agak jauh. Katanya penjual disana lebih banyak dan ramai. Pengen kesana tapi lagi lagi keterbatasan waktu.Tak terasa hari pun sudah terang membuat kami memutuskan untuk sarapan. Mau sarapan dimana lagi ya? Pastinya masih sarapan di atas kelotok ini. Memang unik dan nyata kita bisa membeli aneka sarapan yang dijual di atas sungai ini. Menu soto banjar dan sate lontong menjadi sarapan pagi ini. Rasanya makan sambil menikmati pemandangan sungai barito membuat saya begitu menyukai kota ini. Setelah sarapan kami meninggalkan tempat ini




Pulau Kembang
Alamat: Pulau Alalak, Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Indonesia
 
Letaknya tak jauh dari pasar yang biasanya dikunjungi setelah pasar terapung. Pulau seluas 60 hektar ini kita bisa melihat sekumpulan area para monyet yang mendiami pulau ini. Monyet-monyet nya berkeliaran dan cukup hiperaktif, harap hati hati.  Pulau ini tak dihuni penduduk, melainkan para monyet ini lah yang tinggal disini. Pulau  dikelola oleh Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKSDA)  Kalimantan Selatan, Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan. Di pintu masuk saja kita sudah bisa melihat monyet yang nakal dan rakus akan menemani disini. Setelah membeli pisang di pasar tadi, kami memberikan pisang-pisang tersebut dengan para monyet. Dalam sekejap mata pisang ludes di makan monyet, cepat sekali pergerakan mereka. Bagi yang takut jangan khawatir, kita akan di temani para ibu-ibu yang bertugas sebagai pemandu yang menemani kita berjalan mengelilingi pulau ini. Kami pun berjalan menyusri hutan bakau dengan dihuni monyet sambil membawa kacang-kacangan. Berjalan sambil menikmati kehidupan para monyet menjadi pengalaman yang menarik bagi saya, kita bisa berinteraksi dnegan monyet sambil memberi makan mereka. Terdapat bangunan seperti kuil kecil agama Hindu, pondok tempat pemandian dan pengobatan tradisional dan warung kecil.


Masjid Raya Sabilal Muhtadin
Alamat: Jalan Sudirman, Antasan Besar, Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan, Indonesia
 
Pagi ini, kami mengunjungi masjid yang begitu terkenal dan masjid kebanggaan masyarakat kota Banjarmasin. Masjid ini dapat menampung sampai dengan 15.000 jamaah, waw keren ya. Masjid ini dibuat sebagai penghormatan terhadap ulama besar almarhum Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812). Dan telah berjasa memperdalam dan mengembangkan agama Islam di Kerajaan Banjar atau Kalimantan Selatan. Almarhum  tidak saja dikenal di seluruh Nusantara, akan tetapi dikenal dan dihormati melewati batas negerinya sampai ke Malaka, Filipina, Bombay, Mekkah, Madinah, Istambul dan Mesir. Hati tenang berada di disini. 





Museum Wasaka
Alamat: Sungai Jingah, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Harga Tiket: Gratis
Museum Waja Sampai Kaputing atau disingkat Museum Wasaka dengan tampilan bangunan yang khas banjar dengan bubungan tinggi.. Museum ini  menyimpan sekitar 400 benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Kalimantan Selatan untuk melawan penjajahan Belanda dan memiliki sejarah tersendiri bagi para pejuang Kalimantan selatan. Museum ini  berdiri pada tahun 1991. Dari kejauhan bangunannya cukup unik dan masih  tradisional


Didalam museum kita bisa melihat koleksi yang cukup tertata dengan apik sehingga menambah keindahan museum ini. Di museum terdapat foto-foto Gubernur Kalimantan Selatan, lambang kabupaten di Kalimantan Selatan, dan benda-benda bersejarah seperti senjata, pakaian, meja dan kursi tamu, peta Kalimantan Selatan dan lain- lain. Secara keseluruhan penataan museum ini cukup menarik dan modern. Pendingin ruangan juga berfungsi dengan baik, cukup menyejukkan dengan cuaca terik khas Kalimantan.  Setelah melihat museum ini, kami pun menuju tempat yang lain.


Patung Bekantan Banjarmasin
Alamat:  Jalan Kapten Pierre Tendean
Tak ada salahnya mengunjungi patung yang mendjadi icon yaitus sebuah patung bekantan yang berukuran cukup besar yang diletakkan di siring tepi Sungai Martapura. Walau hanya sebuah patung, tapi tak masalah. Bagi saya hanya sejenak menggambil gambar dan duduk sejenak di tepi sambil melihat sungai martapura dengan ditemani angin yang berhembus.  


Pasar Cahaya Bumi Selamat Martapura
Alamat: Jl. Ahmad Yani Km 39, Martapura, Indonesia
Pasar ini semacam pertokoan yang sangat terkenal di Martapura. Jarak dari Banjamasinr ke Martapura sekitar 1 jam perjalanan, jadi tak ada salahnya ke Martapura yang begitu terkenal dengan batu permata. Setelah tiba di Martapura, kami tak sabar untuk melihat bagaimana batu permata yang menjadi buah bibir dan begitu terkenal itu. Di pasar ini, kita harus tawar menawar agar mendapatkan harga yang sesui dengan budget. Terdapat toko yang menjual macam batu-batuan, mulai dari batu akik sampai dengan intan berlian. Terdapat toko menjual oleh-oleh khas Kalimantan seperti kaos, tas, dompet, perhiasan, sarung, kain dan lain-lain. Mengelilingi toko-toko yang menjualkan aneka souvenir dan batu permata yang membuat anda yang gila belanja dibuat kalap karena banyak toko yang ada sini. Kami membeli souvenir seperti kaus, kain batik tradisional dan aksesoris batu yang cukup menarik bagi kami. Setelah puas berbelanja kami pun meninggalkan pasar ini.

Soto Banjar Anang
Alamat: Jalan Ahmad Yani, KM 39, Banjar, Kalimantan Selatan

Soto yang terkenal dan memiliki cita rasa yang lezat, membuat saya ketagihan makan soto banjar. Selagi makan soto khas banjar disini ada sate, rasanya hampir sama seperti sarapan di pasar apung tadi pagi, pokoknya lezat deh. Setelah puas kami pun Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor, selamat tinggal borneo.
SELESAI